BAKSO BONGGOL JAMUR TIRAM

Jamur tiram adalah jamur yang dapat dibilang mudah dalam pengelolaannya. Hal ini menjadi alasan mengapa jamur ini banyak diminati untuk dibudidayakan sehingga tidak sulit untuk menemukannya di pasaran. Namun ketertarikan akan jamur tiram di kalangan masyarakat masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh masih tingginya kegemaran masyarakat untuk mengkonsumsi  daging dibandingkan jamur tiram. Padahal jamur merupakan bahan baku yang lebih sehat untuk dikonsumsi jika dibandingkan dengan daging yang banyak mengandung lemak jenuh. Kadar lemak jenuh yang berlebihan di dalam tubuh kita dapat menimbulkan kolesterol yang jika berlebihan akan mendatangkan masalah terutama bagi pembuluh darah, jantung, dan otak. Kadar kolesterol yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah jantung yang dapat menyebabkan serang jantung, dan juga sebagai faktor terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah otak sehingga dapat menimbulkan serangan stroke. Berawal dari sinilah maka sekelompok mahasiswa jurusan pendidikan matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Narita Yuri, Andini Setiari, Ika Indriyati, Siti Umi Rokhani dan Retno Wulandari mengolah bonggol jamur tiram untuk dijadikan bakso sebagai pengganti daging karena bakso merupakan salah satu makanan yang telah familier di kalangan masyarakat. Menurut Narita Yuri selama ini jamur tiram termasuk salah satu jenis sayuran yang mudah diolah dan dimasak sesuai selera dengan kelebihannya harganya relatif murah dan sudah dikenal masyarakat dengan gizi tinggi. “Namun ketertarikan akan jamur tiram di kalangan masyarakat masih tergolong rendah karena masih tingginya kegemaran masyarakat untuk mengkonsumsi daging dibandingkan jamur tiram.” Kata Narita Yuri, “Padahal jamur merupakan bahan baku yang lebih sehat untuk dikonsumsi jika dibandingkan dengan daging yang banyak mengandung lemak jenuh dimana kadar lemak jenuh yang berlebihan di dalam tubuh kita dapat menimbulkan kolesterol”. Andini Setiari menambahkan bahwa dengan mengkonsumsi jamur tiram selama 3 minggu bisa menurunkan kadar kolesterol dalam serum hingga 40% sehingga kesimpulannya jamur tiram dapat menurunkan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol. “Kandungan senyawa pluran dalam jamur tiram juga berkhasiat sebagai antitumor dan antioksidan” ujar Andini. “Selama ini yang sering dimanfaatkan masyarakat hanyalah tudung jamurnya saja sedang bagian lain seperti bonggolnya belum dimanfaatkan bahkan sering sekali dibuang. Padahal nilai gizi dan khasiat yang terkandung di dalamnya sama dengan bagian jamur tiram yang lain.” Kelebihan dari jenis makanan ini adalah aman dikonsumsi oleh siapa saja sebab proses pembuatannya murni tidak dengan  menggunakan daging sehingga sehat dan rendah kolesterol. Selain harganya relatif terjangkau jika dibandingkan dengan bakso yang menggunakan bahan baku daging bakso bonggol jamur tiram ini sangat cocok untuk vegetarian.
Ika Indriyati menjelaskan bahan yang digunakan untuk bakso bonggol jamur tiram yaitu bonggol jamur tiram  ¼ kg, merica ½ sendok teh, bawang putih 3 siung, garam secukupnya, penyedap, telur ayam 1 butir dan tepung maizena ¼ kg. Cara membuatnya pertama siapkan alat dan bahan kemudian haluskan bumbu-bumbu yaitu bawang putih, merica dan garam. Sementara itu cuci bersih bonggol jamur tiram kemudian haluskan dengan menggunakan blender lalu campurkan bumbu-bumbu dan bonggol jamur tiram yang telah dihaluskan tadi dan ditambahkan penyedap. Langkah berikutnya memasukkan tepung maizena dan juga putih telur lalu campur adonan hingga kalis, dibentuk menjadi bulatan, rebus dalam air mendidih dan akhirnya bakso bonggol jamur tiram siap untuk disajikan.