Amati Kera Hitam, Mahasiswa Biologi UNY Studi ke Bali

Kehidupan dan perilaku kera hitam (Tracyphitchecus auratus) yang ada di Taman Nasional Bali Barat rupanya menarik minat mahasiswa  Biologi FMIPA UNY untuk melaksanakan pengamatan disana. Pengamatan dilaksanakan dalam rangka studi ekskursi dilaksanakan belum lama ini. Para mahasiswa tersebut terdiri dari Trisnani Alif, Siti Shofiyati, Futicha Sirrulhayati Muna, dan Ramsi Widya Pujiarti.
Pengamatan dilakukan di dua lokasi pengamatan, yaitu pada 8o09.501’ LS dan 114o28.878’ BT dengan ketinggian 38 m dan pada koordinat 8o09.513’ LS dan 114o28.982’ BT dengan ketinggian tempat 37 m. Jarak antara kedua lokasi pengamatan yaitu ± 4 m.
Trisnani Alif menjelaskan, metode yang digunakan dalam pengamatan perilaku kera ini, yaitu dengan menggunakan metode observasi dan wawancara kepada pemandu maupun pihak terkait. Metode observasi dilakukan dengan mencari kera hitam yang ada kemudian mengamati pola pergerakan (tangan, kaki, kepala, dan mata), serta suara yang dikeluarkan kera. Pengamatan dilakukan selama 2 jam.
“Perilaku yang kera hitam yang dapat teramati yaitu perilaku makan, perilaku mengasuh anak, perilaku minum dan interaksi sesama kera maupun dengan lingkungan sekitarnya. Kera hitam biasanya mengendus- endus untuk mencari makanan dan ketika menemukan sumber makanan, kera tidak langsung memakannya melainkan mengendusnya terlebih dahulu. Kera mengambil daun pohon yang dipanjatnya dan memakan daun tersebut, sesekali menolehkan kepala ke kanan-kiri. Sedangkan perilaku minum kera sendiri yaitu kera biasanya langsung mendekati sumber air dan meminumnya,” lanjutnya.
Dijelaskan, pada hasil pengamatan didapat bahwa anak kera selalu mengikuti induknya di belakang, selain itu ibu kera juga biasa menggendong anaknya di bagian depan sebagaimana yang dilakukan manusia. Pada dasarnya pembagian tugas antara jantan dan betina dalam mengasuh anak hampir sama dengan pembagian tugas mengasuh anak pada manusia.
Perilaku birahi kera betina bertemu dengan jantan yang berkuasa mereka akan melakukan perkawinan dan dapat berlangsung beberapa jam atau beberapa hari. Jika masa birahi sudah lewat maka yang betina akan mencari kutu jantannya. Selama perkawinan berlangsung maka jantan akan mengawini betina beberapa kali. Baru keempat atau kelima kalinya terjadi ejakulai selama 10-15 gerakan.
Kera hidup berkelompok terdiri dari 30 sampai 60 ekor dan kelompok tersebut biasanya dipimpin oleh beberapa kera jantan besar yang dominan. Primata berkomunikasi satu sama lain melalui suara vocal dan ekspresi muka yang diubah-ubah. Berdasarkan hasil pengamatan kera menakut-nakuti orang yang datang sambil berlari dan berbunyi. Sedangkan saat dia sedang mengamati dia akan bersembunyi di semak-semak kering. Pada saat mereka mendengar suara mobil melintas mereka akan bergegas keluar dan mengejarnya atau bahkan menunggu di jalan.
“Aktivitas ini mereka lakukan sebagai bentuk kebiasaan, saat ada mobil melintas mereka beranggapan akan diberi makanan. Saat melihat orang, kera terus mengamati orang tersebut sambil perlahan-lahan turun dari pohon dan mendekat. Selain itu, mereka juga sangat senang bermain. Mereka berkejar-kejaran dengan kera yang lain dan biasanya mengeluarkan suara tanda memanggil temannya,” tambah Alif. (Alif/witono)