Strategi Pembelajaran Matematika Berbasis TIK

Guru sebagai ujung tombak dalam keberhasilan pembelajaran matematika harus mempunyai strategi yang pas dalam mengajarkan murid-muridnya, sehingga apa yang disampaikan oleh seorang guru dapat dimengerti oleh mereka. Di dalam mengajarkan matematika, sebaiknya guru jangan menggunakan metode ceramah yang akan membuat siswa menjadi jenuh dan tidak bersemangat, gunakan lah metode belajar yang bervariasi yang akan membuat siswa berpartisifasi aktif dalam pembelajaran.
Demikian dipaparkan Edi WInarko, M.Sc., Ph.D., dari Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM pada acara Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY,  Sabtu (11/11/17) di ruang sidang fakultas.  Seminar yang bertema Membudayakan Literasi Matematika di Era Digital ini diikuti sekitar 300 an peserta yang dating dari berbagai daerah di Indonesia. Pembicara lain yaitu Prof. Drs. Suryo Guritno, M.Stats., Ph.D. dari Universitas  Gunadarma dan Dr. R. Rosnawati, M.Si., dari FMIPA UNY.
Lebih lanjut dikatakan, selain itu suasana belajar harus fun atau menyenangkan sehingga siswa tidak terbebani dengan soal–soal matematika yang dianggap sulit tersebut. Namun dalam pembelajaran pun harus tetap fokus terhadap apa yang diajarkan supaya apa yang disampaikan menjadi prioritas utama dalam pembelajaran. Seorang guru pun harus selalu bisa tersenyum kepada murid–muridnya, baik murid yang dianggap pintar atau sebalikya. Seorang guru, khususnya guru matematika, harus bisa memotivasi siswa yang kurang bisa memecahkan permasalahan matematika. Hindari kata-kata: sulit, sukar, susah, tidak bisa, tidak mungkin, dan tidak mampu, yang membuat para murid menjadi minder, down dan akhirnya malas dan tidak suka dengan matematika.
Edi Winarko menjelaskan ada beberap situs yang bisa membatu  untuk belajar matematika diantaranya National Library of Virtual Manipulatives (NLVM), Interactive White Board Mathematic, Interactive White Board Mathematic, dan Wolfram Alpha.
Namun Pembelajaran Matematika Berbasis TIK ada tantangannya yaitu Mayoritas aplikasi yang tersedia untuk membantu pengajaran matematika tersedia dalam bahasa Inggris, sehingga diperlukan usaha ekstra baik oleh guru maupun siswa untuk memanfaatkan aplikasi-aplikasi ini. Penguasaan materi oleh guru mempengaruhi bagaimana TIK digunakan. Oleh karena itu, agar pengajaran matematika berbasis TIK dapat berjalan secara efektif penguasaan materi dan TIK oleh guru harus ditingkatkan. Pemilihan dan penerapan sumber daya TIK harus dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan materi yang diajarakan.
Penggunaan TIK dalam  pembelajaran matematika menuntut perubahan peran dan cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dengan prinsip belajar konstruktivisme guru diharapkan berfungsi sebagai fasilitator siswanya, baik di dalam  kelas  maupun  di  luar  kelas. Kemajuan  TIK  diharapkan  dapat  dimanfaatkan  guru untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pembelajaran yang dilaksanakan. Paradigma baru  menuntut  pembelajaran  berpusat  pada siswa,  interaktif,  bersifat  menyelidiki, konteks  dunia  nyata,  berbasis  tim  (kooperatif),  stimulasi  ke  segala  indera,  dan  alat multimedia  dengan  memanfaatkan  berbagai  teknologi  pendidikan.
Penggunaan TIK  memerlukan perubahan  dalam  tujuan,  isi,  dan  aktivitas pembelajaran,  serta  cara penilaian   hasil   belajar   siswa. Tantangan  mendasar  pada  pembelajaran  matematika adalah implementasi kurikulum  baru,  yang memiliki konteks  ke dunia  nyata,  dan  menerapkan TIK dalam pembelajaran.
Sementara itu Rektor UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. dalam sambutannya menjelaskan bahwa penelitian-penelitian model korelasi, eksplorasi  harus ditinggalkan. Kita harus mengarah ke research and developmentnya sehingga disitu menemukan sesuatu. Jadi diubah pola risetnya. Kalau hanya hubungan, perbedaan, nanti kalau sudah beda mau diapakan. Secara keilmuan memang benar tapi kita harus melihat potensi dunia nyata yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Saya mendorong untuk mengembangkan bagaimana matematika diajarkan secara mudah.  Pada suatu pameran di Jakarta dipamerkan suatu temuan yanitu bagaimana mengajarkan matematika secara mudah dan itu sudah diproduksi besar-besaran. Harganya sekitar Rp 200.000,-. Kalau saya lihat sebenarnya sangat sederhana yaitu bagaimana membelajarkan matematika dengan kotak, angka, dengan game, dan hal itu bisa di HAKIkan dan bisa diproduksi masal dan menguntungkan. Hal tersebut semoga menjadi cambuk  /contoh bagaimana kita mengembangkan pembelajaran matematika.
“Tahun 2018 universitas mencanangkan untuk kebangkitan inovasi UNY. Saya berharap dari matematika ada produk-produk inovasi yang nanti bisa kita presentasikan pada tahun 2018”, tambahnya. (witono)