SIOMAY BELALANG ‘SIOLANG’ SEBAGAI INOVASI JAJANAN BERPROTEIN TINGGI

Mahasiswa dari Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY yaitu Nurul Hidayah , Din Azwar Uswatun , Erfina Prisca Indriyani, Andi Wibowo, dan Wiwik Susilowati  berhasil membuat inovasi dibidang kuliner yaitu dengan memanfaatkan  Belalang  (Melanoplus  cinereus)  untuk  bahan  baku pembuatan siomay “SioLang” sebagai inovasi jajanan berprotein tinggi.  
Ketua tim, Nurul Hidayah mengatakan, siomay  adalah  makanan  ringan  berasal  dari  Jepang  yang  banyak dijumpai  di  berbagai  sudut  Kota  Yogyakarta.  Siomay  lekat  dengan berbagai  lapisan  masyarakat  mulai  dari  usia  kanak-kanak  hingga  lanjut usia. Siomay selama ini berbahan dasar ikan tenggiri yang harganya cukup mahal,  sehingga  tidak  semua  masyarakat  dapat  membelinya  setiap  hari. Selain itu tidak sedikit juga masyarakat yang alergi terhadap ikan tenggiri sehingga tidak dapat menikmati siomay.
Belalang  adalah  serangga  herbivora  yang  merupakan  anggota  dari kelas arthropoda (hewan berbuku-buku) dengan sub kelas insect. Belalang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan pangan bagi sebagian masyarakat di daerah  Gunungkidul  Yogyakarta.  Akan  tetapi,  karena  sering  merusak  tanaman,  maka  biasanya  belalang  dibunuh  dengan  menggunakan insektisida.
“Kandungan  protein  belalang  sekitar  62,2  persen  suatu  kandungan protein  yang  cukup  tinggi.  Hal  ini  bila  dikelola  dengan  maksimal  dapat mengurangi  kekurangan  protein  bagi  penduduk  setempat  khususnya  dan bangsa Indonesia pada umumnya,” jelasnya.
Dikatakan, belalang  yang  dipakai adalah  bagian  perut  atau  abdomen  setelah  dibersihkan  dari  kotoran-kotorannya.  Daging  perut  belalang  kemudian  digiling  dan  diolah bersama  tepung  menjadi  adonan  siomay.  Untuk  mengetahui  formula yang  disukai  konsumen  dibuat  3  macam  formula  SioLang,  yaitu  Y1, Y2,  Y3.  Formula  yang  paling  banyak  disukai  konsumen  akan  dibuat menjadi produk SioLang yang dapat dipasarkan dan diperkenalkan lebih luas di masyarakat.
“Produk  siomay  belalang  ini  dikemas  dalam  wadah  mika  bening dengan  penutup  yang  ditempeli  label  nama  untuk  menarik  minat konsumen.  Untuk  ketahanannnya  kami  melakukan  uji kualitatif dengan mengidentifikasi warna, rasa, dan bau  siomay belalang dalam  jangka  waktu  tertentu.  Merk  dagang  siomay  yang  di produksi adalah  “SioLang”, yang berarti Siomay Belalang,” lanjutnya.  
 Erfina menjelaskan, siomay belalang yang mengandung protein tinggi ini masih terdengar asing bagi masyarakat, sehingga merupakan produk baru yang belum pernah beredar di pasaran. Kendala dalam pemasaran produk ini yaitu banyaknya siomay bermerk terkenal dan telah beredar di pasaran serta masih ada pandangan miring masyarakat tentang bahan dasar pembuatan siomay belalang.  
Ditambahkan, Harga jual siomay belalang disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masyarakat  dengan  tetap  memperhatikan  faktor  kualitas  serta  biaya produksi. Bahan baku yang mudah dan murah serta kondisi pasar yang menjanjikan, menjadikan keuntungan yang besar didapat dari produksi
yogurt  ini.  (witono)