SINGGIH DAN LULIK RAIH MEDALI EMAS LOMBA MEDIA PEMBELAJARAN INTERNASIONAL

Singgih Bekti Worsito (Pendidikan Mekatronika) dan Lulik Rina Widyastutik (Pendidikan IPA) yang juga pengurus BEM KM UNY 2017 meraih Gold Medal untuk kategori Classsed A pada International Conference and Competition on Teaching and Learning (i-TeLearn) 2017 di Dewan Seri Semarak, Universiti Teknologi Mara, Perlis Branch, Malaysia, baru-baru ini. I-TeLearN 2017 adalah Konferensi Internasional dan Kompetisi Mengajar serta Pembelajaran yang  diperuntukkan bagi dosen ataupun mahasiswa pendidikan yang tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran dan pembelajaran. Periset dengan makalah dan karya tulis ilmiah tentang sains dan teknologi disambut untuk bergabung dalam konferensi tersebut. I-TeLearN 2017 diselenggarakan oleh Divisi Urusan Akademik Cabang Universiti Teknologi MARA Perlis.
Kompetisi mempresentasikan Karya Tulis Ilmiah tahunan ini diselenggarakan oleh  Universiti Teknologi Mara Malaysia. Acara ini diikuti oleh ratusan inventor dari beberapa negara, di antaranya Malaysia, Indonesia, Thailand, Singapore, USA, dan beberapa negara lainnya dimana peserta terbagi atas beberapa bidang yaitu Classed A: Electronic Teaching and Learning Resources, Classed B : Non Electronic Teaching and Learning Resources dan Classed C : I Shared Public Speaking.
Singgih dan Lulik tergabung dalam Classed A - Electronic Teaching and Learning Resources dengan spesifikasi karya tulis ilmiah berupa inovasi media pembelajaran elektronik ED-V VISION yang sebelumnya telah menjuarai lomba media pembelajaran tingkat nasional di Indonesia tahun 2017. Kategori mereka terbuka untuk peserta yang memiliki produk berbasis elektronik inovatif yang dapat digunakan untuk mendukung dan meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.
Kategori ini bertujuan untuk memberikan secara fisik berbagai produk yang memiliki potensi untuk diimplementasikan dan akan menguntungkan negara secara akademis. Kata lulik “Ini merupakan tantangan yang sangat berat karena banyak rival dari negara lain yang inovasinya canggih dan luar biasa sudah berbasis riset lanjutan untuk media pembelajaran bahkan beberapa di antaranya ada yang telah memiliki hak paten dan sudah diperjual belikan untuk mengajar dalam skala sekolah.”
Kompetisi  ini  berkonsep exhibition dan presentasi dimana setiap karya mendapat  meja dengan 2 juri dari ASEAN (fokus Pendidikan) dimana sistem presentasi-tanya jawab dalam bahasa inggris.  Perangkat yang harus disediakan dalam ajang ini adalah poster, brosur, artikel dan produk media pembelajaran. Juri  dari berbagai negara, berputar mengunjungi setiap meja dan melakukan tanya  dengan inventor. Deskripsi karya, keunggulan produk, implementasi dan perihal paten menjadi pertanyaan wajib juri. (M.Azfar/witono)