Ranjang Tidur Multifungsi untuk Penderita Stroke

Indonesia tercatat sebagai negara nomor satu dengan jumlah penderita stroke terbanyak di Asia. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI pada  987.205 subjek dari 258.366 rumah tangga di 33propinsi, diperoleh hasil bahwa stroke menjadi penyebab kematian utama pada usia diatas 45tahun (15,4% dari seluruh kematian)
Jumlah penderita stroke ternyata juga banyak di alami di dusun Kajar Desa Karangtengah, Wonosari, Gunungkidul yang mencapai kurang lebih sepuluh orang. Hampir setiap tahunnya penderita stroke bertambah. Sementara itu, penderita stroke yang lumpuh tentunya memerlukan bantuan berupa kursi roda. Sedangkan harga kursi roda di pasaran kurang terjangkau.
Berdasarkan hal tersebut mahasiswa UNY yaitu Aziz Ansori Rangkuti, Merya Wulansari (Pendidikan Fisika), Fitra Kalih Aswaldi, dan Arif Purnomo (Pendidikan Teknik Sipil Perencanaan) dengan pembimbing R Yosi Aprian Sari, M.Si., memberikan pembinaan terhadap para buruh las di dusun Kajar untuk membuat ranjang tidur multifungsi yang dapat dipergunakan sebagai kursi roda. Ranjang ini dinamai ‘ StrokeBed’ ( Rancang Bangun Ranjang Tidur Multifungsi dan Ergonomis Untuk Penderita Stroke yang Lumpuh).
Aziz menerangkan, dusun Kajar memiliki mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai buruh. Di Dusun Kajar terdapat lima bengkel las. Sayangnya, para buruh las belum memiliki ketrampilan banyak sehingga hanya terbatas memperbaiki mobil semata. Dengan bertambah banyaknya jumlah penderita stroke, diperlukan adanya pembinaan terhadap para buruh las di Dusun Kajar untuk membuat sebuah ranjang tidur multifungsi yang dapat dipergunakan sebagai kursi roda.
Setelah dilaksanakan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengenalkan strokebed serta survei ke penderita stroke yang ada di dusun tersebut lalu melaksanakan pendampingan satu orang buruh las untuk pembuatan Strokebed I.
“Pendampingan ini terdiri dari penjelasan mengenai desain strokebed serta pengawasan pembuatan strokebed. Pendampingan pembuatan strokebed dilaksanakan kurang lebih satu bulan. Strokebed I digunakan untuk workhsop bagi buruh las yang lainnya. Setelah itu dilaksanakan pendampingan pembuatan Strokebed II yang diikuti oleh buruh las lainnya,” jelas Aziz.
Dengan pembinaan ini, lanjut Aziz, semoga dapat menciptakan  peluang  usaha  baru  bagi  buruh  las  yang  ada  di  Dusun  Kajar, Karangtengah, Wonosari, Yogyakarta. (Witono)