PURICA, MINUMAN PARA ATLET

Seorang atlet tentu membutuhkan nutrisi lebih daripada manusia biasa. Kebutuhan atlet akan nutrisi dapat diperoleh dari asupan makanan baik padat mau pun cair yang disesuaikan dengan perencanaan gizi, pemeliharaan gizi, dan pengaturan gizi pertandingan. Dalam hal meningkatkan dan mempertahankan stamina atlet juga perlu adanya nutrisi tambahan. Namun tidak semua nutrisi dapat diperbolehkan untuk dikonsumsi atlet karena ada beberapa zat kimia tertentu dalam multivitamin yang dianggap berbahaya seperti stimulan, narkotik analgetik, anabolik androgenik, anabolik nonsteroid, penghalang beta, diuretika, dan peptida hormon. Hal itulah yang disebut doping yaitu penggunaan berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal dengan tujuan meningkatkan prestasi. Selain itu minuman olahraga bagi atlet juga harus mengandung nutrisi yang mendukung aktivitasnya dimana minuman yang diberikan harus dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang, mencegah terjadinya panas tubuh yang berlebihan dan mengandung gula untuk memberikan tambahan sumber energi. Untuk itu sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta membuat minuman energi yang terbuat dari bahan alami yaitu tanaman purwaceng dipadu dengan buah carica yang banyak tumbuh di daerah Wonosobo. Mereka adalah Yulia Linguistika dan Argo Khoirul Anas dari Fakultas MIPA dan Bara Sauma Adiguna dari Fakultas Ilmu Keolahragaan. Menurut Yulia Linguistika mereka membuat minuman Purica yang merupakan perpaduan dari purwaceng (Pimpinella alpine molk) dan Carica (Carica Pubescens atau Carica Candamarcensis) karena masing-masing memiliki manfaat bagi tubuh. “Tanaman purwaceng  memiliki khasiat yang identik seperti tanaman ginseng dalam memberikan tambahan stamina bagi tubuh” kata Yulia, “Akar dari tanaman ini merupakan bagian yang paling banyak digunakan dan ginseng termasuk zat ergogenik klasifikasi kuning dengan dosis aman dalam menambah stamina yakni seberat 0,5 gram per hari untuk setiap orang.” Yulia juga menjelaskan bahwa kandungan kimia yang merupakan zat berkhasiat pada herbal purwaceng adalah kelompok saponin. “Terdapat pula senyawa triterpenoid-steroid, sitosterol, dan stigmasterol yang merupakan komponen kimia utama dalam pembentukan testosterone serta mengandung vitamin E yang dapat meningkatkan fertilitas spermatozoid.” sambungnya, “Selain itu purwaceng juga mengandung kumarin yaitu senyawa bergapten dan iso bergapten yang berfungsi dalam meningkatkan stamina tubuh. Kandungan senyawa lainnya adalah flavonoid, glikosida, serta tannin dan mengandung metabolit sekunder berupa zat berkhasiat, juga mengandung banyak mineral seperti Protein (20,62%), Fosfor (0,70%), Kalium (4,53%), Sulfur (0,52%), Magnesium (0,27% ), dan Seng (79,83 ppm )”
Argo Khoirul Anas menambahkan bahwa buah carica mengandung berbagai jenis enzim, vitamin dan mineral. “Kandungan vitamin A carica lebih banyak daripada wortel dan vitamin C-nya lebih tinggi daripada jeruk, kaya pula dengan vitamin B kompleks dan vitamin E. Selain itu buah carica juga mengandung kalium dan magnesium yang merupakan mineral yang diperlukan tubuh.” ungkap Argo, “Kadar protein dalam buah carica tidak terlalu tinggi, hanya 4-6 gram per kilogram berat buah, tapi jumlah yang sedikit ini hampir seluruhnya dapat dicerna dan diserap tubuh. Carica juga mengandung enzim papain yang memiliki kemampuan mempercepat proses pencernaan protein, karbohidrat dan lemak serta membantu mengatur asam amino dan membantu mengeluarkan racun tubuh”. Cara pembuatannya menurut Bara Sauma Adiguna terbagi menjadi dua tahap. “Pertama kali yang dibuat adalah bubuk purwaceng dan yang kedua membuat sirup carica.” Kata Bara, “Minuman Purica adalah gabungan keduanya, caranya adalah melarutkan gula pasir dan bubuk purwaceng dalam 200 ml air panas kemudian mencampurkan sirup carica sesuai selera dan ditambahkan 800 ml air,  minuman energi Purica siap dikonsumsi”. Adapun cara membuat bubuk purwaceng adalah akar purwaceng dibersihkan dalam air sampai benar-benar bersih kemudian dipotong tipis-tipis dengan ketebalan 0,25 cm. Potongan akar tersebut dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari atau menggunakan oven lalu diblender hingga menjadi halus kemudian disaring sehingga diperoleh bubuk purwaceng. Sedangkan cara membuar sirup carica adalah biji carica beserta selaput yang melapisinya diperas sampai keluar cairan kental yang berbau khas buah carica. Pemerasan dapat dilakukan berkali-kali sampai aroma khas tersebut hilang. Daging buah carica diblender hingga halus dan diberi air secukupnya dan dicampur dengan air daging buah carica kemudian direbus sampai mendidih. Setelah mendidih sirup yang sudah jadi harus disaring untuk dipisahkan dengan ampasnya. Kreatifitas ini menyabet juara kedua Lomba Penelitian Ilmiah Industri Olahraga Tingkat Mahasiswa (LPIM) dan Lomba Desain Peralatan Industri Olahraga Pendidikan, Adventure (Petualangan), dan Maritim tahun 2011 yang diselenggarakan oleh Asisten Deputi Industri Olahraga, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tanggal 6-8 September 2011 yang lalu di Hotel Ibis, Jakarta.