PENGAMATAN BURUNG PANTAI KPB BIONIC UNY

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) FMIPA UNY, KPB Bionic menggelar pengamatan burung pantai di sekitar Pantai Trisik, Kulon Progo dan Delta Sungai Progo, Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan Jumat-Sabtu, 11-12/11 dengan peserta sekitar 30 orang, 3 diantaranya adalah peserta dari Kepak Sayap UNS.
"Selain pengamatan burung pantai, kami juga belajar cara identifikasi burung pantai serta mengenal lokasi pengamatan khususnya area Pantai Trisik dan Delta Sungai Progo", kata Koordinator Acara, Desi Dwi Ariyanti.
Penyampaian materi Identifikasi Burung Pantai disampaikan oleh Raden Arif Alfauzi dari UKM KPB Bionic. Indentifikasi difokuskan pada tiga jenis burung pantai yang umum dijumpai yaitu Cerek, Trinil dan Kedidi.
Materi kedua tentang Pantai Trisik disampaikan oleh Aghnan Pramudihasan, Ketua KPB Bionic. Dalam materi ini diharapkan peserta mengetahui wilayah Pantai Trisik, pentingnya Pantai Trisik bagi burung pantai, burung-burung pantai di Pantai Trisik dan ancaman terhadap burung-burung pantai.
Disampaikan Aghnan, hasil pengamatan burung selama kegiatan ini adalah sekitar 23 jenis burung dijumpai di lokasi pengamatan. Delta sungai dan persawahan menjadi lokasi penyumbang list terbanyak setelah tepi pantai dan laguna.
Jenis burung pantai yang dijumpai antara lain Kedidi putih, Kedidi jari-panjang, Cerek kernyut, Cerek pasir-besar, Trinil pantai, Trinil kaki-hijau, Trinil pembalik batu dan lainnya. Ada pula burung air seperti Kuntul kerbau dan Blekok sawah.
Diterangkan,  kondisi Delta Sungai Progo semakin memburuk. Hal ini terlihat dari luas daratan di sekitar Delta Sungai Progo yang semakin sedikit. Banyak daratan-daratan kecil yang biasanya digunakan burung pantai untuk mencari makan kini semakin sempit bahkan hilang. Salah satu penyebabnya adalah penambangan pasir di lokasi ini.
Dari sharing dengan salah satu anggota Kepak Sayap UNS, Nieko Octavi Septiana mengatakan kegiatan pengamatan burung di Kepak Sayap lebih sering dilakukan di Gunung Lawu sedangkan jika ingin pengamatan burung raptor kami harus ke Gunung Ungaran. (Aghnan/Witono).