PENELITIAN BERSAMA MAHASISWA BIOLOGI UNY

Himabio FMIPA UNY bersama BSO Biospeleology Studen Gruppen (BSG), BSO Arwana, KS Odonata, KS Herbiforus dan KPB Bionic UNY melakukan penelitian bersama di Dusun Sokomoyo Jatimulyo Girimulyo Kulonprogo. BSO Biospeleology Studen Gruppen (BSG) merupakan kelompok studi yang fokus pengamatannya pada biota-biota gua (kelelawar, serangga, plankton), BSO Arwana fokus pada kupu-kupu (lepidoptera), KS Odonata fokus pada capung (odonata), KS Herbiforus fokus pada tumbuhan dan KPB Bionic UNY  merupakan kelompok studi yang fokus pengamatannya pada burung (aves). 
Kegiatan penelitian bersama dilaksanakan Sabtu-Minggu, 10-11/12 diikuti oleh 48 peserta yang merupakan mahasiswa Jurdik Biologi dari berbagai angkatan bahkan alumni yang tercatat sebagai anggota dari KS ataupun BSO. 
Rio Handziko, M. Pd, Pembina Himabio UNY menyampaikan bahwa pada saat ini perkuliahan cenderung dilakukan di kelas dan tidak bersinggungan langsung dengan objek, sehingga banyak mahasiswa biologi yang tidak memiliki keterampilan untuk melakukan kegiatan penelitian di lapangan. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengenal objek di lapangan.
Menurut Aghnan, anggota KPB Bionic, tujuan dari kegiatan penelitian bersama ini adalah untuk meningkatkan kemampuan lapangan mahasiswa jurdik Biologi, selain itu juga bertujuan untuk lebih mengenalkan mahasiwa dengan objek secara langsung serta untuk melakukan pendataan ulang tentang keanekaragaman kelelawar, kupu-kupu, capung, tanaman bawah dan burung yang ada di kawasan Desa Jatimulyo. 
Pemilihan tempat di dusun Sokomoyo Jatimulyo Girimulyo Kulonprogo dikarenakan di daerah tersebut memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Hal terbukti dari hasil penelitian bersama yang mendapatkan data 31 jenis burung, 22 jenis capung, 18 jenis kupu-kupu, dan  7 jenis kelelawar serta 15 jenis tanaman bawah. Dari data tersebut, diketahui bahwa terdapat 3 jenis capung yang merupakan endemik jawa, terdapat 1 jenis kelelawar yang dilindungi dan terdapat 4 jenis burung endemik jawa yang keberadaannya terancam punah menurut daftar Redlist IUCN. Tingginya tingkat keanekaragaman dan keberadaan hewan endemik yang terancam punah, perlu mendapat perhatian khusus agar keanekaragaman hayati yang ada di sana tidak berkurang atau bahkan hilang.
Ditambahkan, kegiatan penelitian bersama ini akan diagendakan setiap tahun dan dimasukkan dalam program kerja masing-masing kelompok studi. Ini merupakan langkah awal untuk melakukan ekpedisi terpadu, dimana pesertanya akan diseleksi dari setiap kelompok studi sehingga hanya orang-orang terpilih yang dapat menjadi peserta ekspedisi terpadu. Hasil dari ekspedisi terpadu akan berupa jurnal ataupun buku. Harapannya, jurnal atau buku hasil ekspedisi terpadu dapat dipublikasikan dalam seminar ilmiah dan biofestival.(bowo p & aghnan P/witono)