PEMBELAJARAN APLIKATIF MENJADIKAN FISIKA MENJADI PELAJARAN MENYENANGKAN

Bagaimana menjadikan pembelajaran Fisika menjadi menyenangkan dan bagaimana implementasi dalam kehidupan sehari-hari merupakan tantangan bagi generasi muda terutama mahasiswa. Sampai saat ini pelajaran fisika masih menjadi momok bagi para siswa.  Jadi perlu aplikasi-aplikasi yang menarik supaya siswa  SD, SMP, SMA dll dapat disambut baik oleh para siswa dan menjadi pelajaran yang menyenangkan.  Demikian disampaikan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa saat membuka acara Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika di FMIPA UNY, Sabtu, 7/10/17.
Lebih lanjut dikatakan, beberapa ilmuwan didunia mengakui peran fisika dalam gerakan dunia. Adanya pesawat, mobil, motor tak lepas dari peran ilmu fisika. Dengan Fisika, ilmu dan dunia akan  berkembang dan berperan dalam kehidupan. Didunia, ada yang menyatukan gerak dunia dan fisika berperan dalam hal itu.
“Kejadian orang tewas tersetrum listrik itu, itu tidak perlu terjadi jika kita tahu dasar-dasar ilmu Fisika. Jadi ilmu fisika memang sangat dekat dengan kehidupan manusia”, tambahnya.
Pembicara Dr. Eng. Nugroho Agung Pambudi dari Analysis Division / Research Associate I2CNER Kyushu University dalam paparannya yang berjudul Membentuk Kesuksesasn dengan Growth Mindset, mengatakan bahwa untuk mendefinisikan kata sukses, yang paling penting adalah bertanya pada diri sendiri “sukses seperti apa yang ingin dicapai”. Sebagian individu tidak akan  pernah mencapai kesuksesan karena tidak ada definisi yang jelas arti kesuksesan untuk dirinya. Mereka menjalani hidup tanpa adanya arah yang jelas dan hanya fokus pada hal-hal yang kecil, tidak pada tujuan yang besar.
Growth mindset merupakan sebuah pondasi sementara aksi merupakan kunci yang berperan besar dalam mencapai kesuksesan itu sendiri. Tokoh olahraga seperti Michael Jordan menghabiskan ribuan jam untuk berlatih terus menerus untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengolah bola basket. Yang membuatnya sukses adalah  keinginannya yang tidak ada hentinya untuk menjadi yang terbaik
“Dengan menggunakan karakter Growth mindset dan aksi untuk meraih kesuksesan akan memunculkan sebuah keterampilan/skill yang baru. Pertanyaannya adalah seberapa sulit belajar keterampilan baru tersebut.  Tokoh Josh Kaufman menyederhanakan teknik akuisisi keterampilan dari 10.000 jam menjadi hanya 20 jam saja. Waktu 10.000 jam yang diungkapkan peneliti terdahulu terkait dengan keahlian tingkat tinggi dan berkelas dunia. Tetapi untuk menguasai keterampilan secara baik, waktu 20 jam adalah sangat cukup”, jelasnya.
Ilmuwan Kaufman menjelaskan jumlah waktu untuk memperoleh keterampilan baru berhubungan dengan seberapa banyak waktu terkonsentrasi dalam latihan tersebut.. Kualitas latihan lebih berperan daripada kuantitas. Contohnya bagaimana seseorang yang belajar gitar selama 3 tahun bisa sama baiknya denganyang sudah belajar selama 13 tahun.
Sementara itu Dr. Eng. Alamta Singaribuan, M.Si. dari Fisika ITB, Dr. Eng. Alamta Singarimbun, M.Si., dalam paparannya yang berjudul  Pengembangan Inovasi Teknologi di Bidang Pendidikan Fisika dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, menjelaskan bahwa Fisika harus terus dikembangkan sebagai ilmu dasar yang mendukung kemajuan teknologi untuk kesejahteraan umat manusia. Untuk itu perlu SDM yang handal yang dibentuk sedini mungkin.
SDMnya adalah para siswa. Langkah awalnya adalah bagaimana agar para siswa berminat besar terhadap Fisika. Agar Fisika menarik bagi siswa, maka guru harus kreatif dan inovatif. Dengan kreasi dan inovasinya, para siswa didekatkan kea lam sekitarnya untuk mengamati proses-proses alam yang terjadi yang sebenarnya mereka alami setiap hari. Mereka akan lebih tanggap, nalar dan pikirnya lebih lancar. Dalam hal ini sangat penting peran guru dan para pendidik untuk membuat Fisika menarik bagi para siswanya. Sehubungan dengan itu, maka para guru harus memperluas wawasannya dalam Fisika melalui proses latihan dan pendidikan lanjut. Para guru harus senantiasa berupaya melatih diri mengamati gejala alam.  (witono)