MAHASISWA UNY KEMBANGKAN ALAT PENGUKUR KADAR AIR BENIH PADI

Mahasiswa FMIPA UNY yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) yaitu Samsul Feri Apriyadi, Titih Rejyasmito H, Arum Setiya, berhasil mengembangkan  alat pengukur kadar air benih padi (gabah) untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan.  
Samsul mengatakan, alat tersebut mampu menunjukkan kadar air yang sesuai dengan kelembaban yang dibutuhkan untuk pertumbuhan benih padi tersebut. Dengan keberadaan alat pengukur kadar air dalam benih padi bisa membantu petani dalam mempersiapkan proses pembuatan benih padi
“Latar belakang pembuatan alat ini yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi kekurangan stok beras nasional adalah penggunaan benih padi (gabah) yang belum maksimal. Benih padi varietas unggul bermutu merupakan penentu batas atas produktivitas suatu usaha tani, baik usaha tani kecil maupun usaha tani besar, dan berlaku bagi semua komoditi pertanian. Mungkin pula itu sebabnya penyusun Panca Usaha Tani menempatkan benih varietas unggul bermutu pada posisi pertama dari Panca Usaha Tani. Telah disadari pula bahwa 60% – 65% peningkatan produktivitas suatu usaha tani ditentukan oleh faktor penggunaan benih varietas unggul bermutu,” lanjutnya.
Dijelaskan, salah satu penyebab utama rendahnya produktivitas padi, karena varietas yang biasa ditanam petani dewasa ini tidak mampu lagi berproduksi lebih tinggi akibat kemampuan genetiknya yang terbatas. Hasil evaluasi Bank Dunia menyebutkan kontribusi penggunaan varietas unggul terhadap laju kenaikan produksi padi sebesar 5% lebih tinggi dari pada kontribusi pemupukan sebesar 4%.
Masyarakat sering mengalami kegagalan panen karena diakibatkan benih padi yang kurang bagus. Misalnya adalah kurangnya persiapan petani dalam mempersiapkan penggunaan padi yang digunakan untuk benih tidak memperhatikan faktor-faktor pertumbuhan benih padi tersebut, yaitu kadar air dalam padi,media penyemaian, pemupukan dan perawatan selama benih mengalami pertumbuhan.
Kata Dia, faktor terpenting dari persiapan benih padi tersebut adalah kadar air dalam benih padi (gabah) dimana sering terjadi benih yang mengalami kebusukan karena kadar air yang tidak sesuai. Benih padi akan mengalami perkecambahan dalam keadaan lingkungan yang kelembapannya cukup dan kadar airnya sesuai.
“Memproduksi alat pengukur kadar air benih padi pada PKM-KC ini merupakan aplikasi dari teori dan rancangan yang diperoleh dari fakta dilapangan. Setelah tim  melakukan riset mandiri dan alat ini dapat bekerja sesuai yang diinginkan meskipun ada beberapa hal teknis yang perlu disempurnakan. Secara teknis  dalam memproduksi alat pengukur kadar air benih padi ini ada dua hal yang dikerjakan yaitu pembuatan pembuatan hardware dan pembuatan software,” papar mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika ini.
Pembuatannya alat tersebut yaitu dengan pembuatan hardware, yaitu membuat skematik dan PCB dari alat pengukur kadar air benih padi menggunakan software Proteus. Kemudian mencetak hasil gambar PCB ke bentuk negatif/glossy sebagai masterpiece sablon. Dilanjutkan dengan menyiapkan PCB polos, sablonkan negatif/glossy ke PCB polos, lalu melarutkan PCB yang sudah disbon menggunakan Fe2Cl, bersihkan dengan tinner lalu bor pin untuk kaki-kaki komponen. Masukkan komponen sesuai plotnya, lalu lakukan penyolderan serta melakukan ujicoba, lakukan kalibrasi lalu masukkan hardware ke dalam box dan finishing.
Untuk pembuatan software yaitu dengan mengidentifikasi penggunaan pin pada hardware dan spesifikasi komponen. Tulis program mengunakan notepad lalu simulasikan dan buatlah program untuk mengontrol USB/card reader. Setelah program sesuai desain, lakukan compile menggunakkan MATRIX menjadi *.HEX. Lalu Flash-kan file *.HEX ke dalam hardware AT mega 8 (Writing) Uji cobakan hardware alat pengukur kadar air benih padi secara terpadu dan lakukan perbaikan jika ada kendala. (witono)