HERBAL CANDY DARI DAUN SALAM SEBAGAI PENGOBATAN HERBAL ALTERNATIF PEREDA SAKIT MAAG

Penyakit maag adalah penyakit yang timbul oleh kelebihan asam yang diproduksi oleh lambung yang menyebabkan iritasi di selaput lendir lambung. Kebanyakan masyarakat yang mempunyai penyakit maag menanggulangi hal tersebut dengan mengkonsumsi obat maag yang beredar di warung-warung. Sementara itu masyarakat tidak memahami efek samping dari obat-obatan tersebut, yang pada dasarnya banyak mengandung bahan kimia.
Zaman dahulu banyak sekali pemanfaatan obat-obatan tradisional dalam menyembuhkan beberapa penyakit. Salah satunya daun salam untuk mengobati penyakit maag. Pemanfaatan daun salam belum sampai pada taraf optimal, sehingga masyarakat sekitar hanya memanfaatkan daun salam sebgai tambahan bumbu dapur. Melihat keadaan seperti ini, melalui inovasi pemanfaatan daun salam sebagai obat maag diharapkan dapat menjadi pengganti obat maag pengganti bahan kimia.
Dari fakta tersebut, dua mahasiswa jurusan Fisika FMIPA UNY yaitu Eza Ria Friatna dan Arry Darmawan, melakukan penelitian daun salam dan membuat Permen daun salam (Herbal Candy) yang bertujuan untuk memudahkan penderita penyakit maag dalam meredakan penyakitnya. Permen ini dapat menetralkan pH asam lambung dan merupakan alternatif obat herbal maag. Obat maag kebanyakan mengandung campuran bahan kimia dan kurang simpel penggunaanya. Herbal candy menyerang fungsi lambung sehingga tidak perlu khawatir untuk makan-makan yang pedas dan asam. Kelebihan dari herbal candy ini mudah dibawa kemana-mana dan siap sedia ketika maag kambuh.
    Eza mengatakan, daun salam mengandung minyak atsiri (sitral, eugenol), tanin dan flavonoid dengan kromatogramafi lapis tipis disimpulkan bahwa minyak atsiri daun salam dari seskuiterpen lakton yang mengandung fenol. Konsentrasi terkecil minyaka atsiri yang mampu menghambat pertumbuhan E. Coli adalah 40% sedangkan terhadap S. Areus sekitar 5%. Uji mikrobiologi dengan menggunakan metode cakram menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun salam dapat menghambat bakteri E. Coli, Vibrio Chaera, Salmonela sp dan ekstrak air daun salam memiliki efek hipoglikemik (menurunkan kadar gula) dan asam lambung penyebab maag.
“Kami menggunakan uji tetesan daun salam terhadap cairan buah blimbing wuluh pengganti cairan asam lambung. Penggantian metode ektrasi dikarenakan, dengan ektraksi bahan cairan daun salam akan tercampur dengan bahan kimia sintetis yang sebaiknya tidak layak konsumsi dan akan mengurangi kandungan dari daun salam. Sementara itu metode uji tetesan cairan daun salam akan lebih akurat karena cairan daun salam yang diperoleh dengan cara direbus, maka senyawa organik akan lepas dan masuk kedalam air,” jelasnya.
Sementara itu Arry mengatakan, pada dasarnya kandungan zat atau vitamin mudah sekali larut dalam air oleh karena itu kami menggunakan uji tetes cairan daun salam agar kandungan daun salamnya tidak tercampur dengan bahan lain. Pada saat perebusaan daun salam menggunakan suhu 50C agar senyawanya tidak rusak dan kandungannya masih tetap utuh, sehingga dalam pengujian menghasilkan data yang valid,” lanjutnya.
“Penggunaan blimbing wuluh disamping sebagai pengganti asam lambung juga bisa sebagai zat asam makanan yang kadang kita makan dapat memancing penyakit magg kambuh dalam hal ini kita dapat membuktikan bahwa selain dapat menetralkan asam lambung, daun salam juga dapat menetralkan makanan yang mengandung zat asam yang dapat memancing terjadinya asam lambung meningkat,” tambahnya (witono)