CHEMICELECTROCONCRETE, BETON GAYA BARU

Bangunan berkonstruksi beton merupakan salah satu pilihan bangunan terkini, namun memiliki kekurangan dalam masalah telekomunikasi karena adanya redaman sinyal oleh beton. Hotel, apartemen, mall, convention hall sangat membutuhkan sinyal dari telepon seluler namun sebaliknya, tempat ibadah seperti masjid atau gereja justru menghendaki ketiadaan sinyal demi kekhusyukan ibadah. Ada atau tidak adanya sinyal telepon seluler merupakan dua sisi yang berbeda namun sangat penting. Agar sinyal bisa masuk dan komunikasi lancar selama ini di hotel, mall, apartemen, convention hall dan ruang tunggu bandara harus dipasangi repeater. Akan tetapi sebuah repeater hanya menjangkau radius 20 meter persegi dan untuk 1 provider saja dengan harga minimal dua juta rupiah. Padahal dengan sekitar 9 provider di Indonesia sedangkan jumlah lantai dari gedung pun tidak sedikit, dapat dibayangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli repeater. Permasalahan ini menarik perhatian Yuni Nurfiana mahasiswa Pendidikan Kimia FMIPA UNY dan Muslikhin mahasiswa Pendidikan Elektronika FT UNY, dengan mencetuskan ide dalam bentuk karya tulis ilmiah berjudul "Chemicelectroconcrete Sebagai Bahan Beton Dengan Kemampuan Blocked-passed Signal Untuk Komunikasi Handphone Pada Bangunan Gedung". Karya tulis ini telah dipresentasikan pada Indocement Awards 2010 Semen Tiga Roda Writing Competition Awards tanggal 13 Juli 2010 di Hotel Mulia Jakarta. Dan pada Awarding Ceremony Indocement Awards 2010 tanggal 5 Agustus 2010 di Ballroom Hotel Mulia Jakarta. Chemielectroconcrete berhasil meraih 3rd Winner dengan hadiah sepuluh juta rupiah, dibawah Politeknik Negeri Bandung sebagai 1st Winner dan ITS sebagai 2nd Winner. Sedangkan juara harapan 1 diraih oleh Universitas Diponegoro Semarang, juara harapan 2 Universitas Brawijaya Malang, dan juara harapan 3 UGM Yogyakarta. Mengutip pernyataan panitia Indocement Awards 2010, Yuni mengungkapkan bahwa Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2010 ini telah membuktikan berhasil mampu menjadi pioner dengan menjadi satu-satunya LPTK yang masuk babak final kejuaraan Indocement Awards 2010.
Muslikhin mengungkapkan bahwa Chemielectroconcrete dibuat dalam dua versi, versi pertama adalah sebagai blocked signal dan versi kedua sebagai passed signal. Muslikhin dan Yuni meramu suatu formula beton berdasar standar SNI dan memberikan penambahan bahan kimia untuk mendapatkan sifat tertentu. Chemielectroconcrete versi 1 yang bertujuan untuk blocked sinyal formula konduktivitas betonnya dibuat setinggi mungkin yaitu 5,6 S/m dan ditambahkan kromium sehingga pada frekuensi GSM/CDMA (300-1900MHz) mengalami pemantulan lebih besar dan sisa sinyal yang mampu diteruskan pada tembok adalah 5,66 dB dimana dengan kekuatan sinyal sebesar ini telepon seluler tidak akan bekerja. Sedangkan Chemielectroconcrete versi 2 yang bertujuan untuk passed sinyal formula betonnya dibuat dengan konduktivitas serendah mungkin yaitu 0,12 S/m ditambahkan dengan keramik sehingga pada frekuensi GSM/CDMA (300-1900MHz) akan mengalami penerusan/pelolosan tinggi ketika melalui tembok/beton. Sinyal mampu diteruskan pada tembok dimana dengan kekuatan sebesar 53,63 dB telepon seluler bekerja normal. Yuni menambahkan bahwa chemicelectroconcrete memiliki filosofi yang diambil kata chemical (kimia), electro (elektronika), dan concrete (beton bangunan), punya banyak keunggulan seperti memiliki keperluan khusus terhadap telekomunikasi, mudah direalisasikan, biaya produksi relatif kecil dan zero cost maintenance, ramah lingkungan dan dapat membuka peluang jenis varian produk semen baru bagi industri.