CENDOL DARI KULIT TAOGE

Limbah taoge, sisa dari produksi taoge yang terdiri dari kulit kacang hijau atau angkup taoge dan pecahan-pecahan taoge yang diperoleh pada saat pengayakan atau ketika pemisahan untuk mendapatkan taoge yang dapat dikonsumsi. Limbah taoge biasanya dibuang begitu saja di pasar atau oleh para pengrajin taoge, sehingga berpeluang untuk mencemari lingkungan. Belum banyak orang yang memanfaatkan kulit kecambah taoge, hanya sebagian kecil orang yang memanfaatkan kulit kecambah taoge untuk campuran pakan itik.
Hal tersebut menarik minat mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA, Muhammad Yuliantito Budiono dengan dosen pembimbing  Dr. Das Salirawati, M.Si.untuk  melaksanakan penelitian dengan judul Optimalisasi Produk Limbah Kulit Taoge Menjadi Cettag (Cendol Kulit Taoge) Sebagai Upaya Mendukung Kedaulatan Pangan.
Yuliantito menjelaskan es dawet merupakan salah satu sajian minuman kuliner khas dari Indonesia. Tidak hanyarasanya yang manis danenak tetapiada juga fungsi yang lain daribahan dawet yaitu cendol yaitu melepaskan rasa panas di dalam tubuh. Dalam pembuatan es dawet sebenarnya tidak terlalu sulit hanya saja perlu ketelitian agar dawet yang dibuat memiliki ukuran yang sama besar.
Dawet mengandung energi sebesar 878 kilokalori, protein 11,25 gram, karbohidrat 175,37 gram, lemak 14,9 gram, kalsium 163 miligram, fosfor 230 miligram, dan zat besi 2,28 miligram. Selain itu di dalam Dawet juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C sebanyak 2 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gramdawet, dengan jumlah yang dapat dimakansebanyak 100 %.
“Kulit taoge kacang hijau ini ternyata dapat dimakan karena zat gizi protein pada kulit taoge kacang hijau lebih tinggi yaitu 8,73 % jika dibandingkandengan biji taoge kacang hijau yang hanya 2,9%, kemudian kulit taoge kacang hijau juga mengandung 0,12% vitamin B1 (tiamin) dan 49,44% serat kasar yang tidak terdapat pada biji taoge kacang hijau. Kulit taoge kacang hijau memiliki kandungan air sebanyak 63,35%, abu 7,35%, dan kandungan TDN adalah 64,65. Serta beberapa mineral seperti kalsium sebanyak 0.92 % dan fosfor 0,21 %”, terangnya.
Pemanfaatan kulit taoge sebagai CETTAG dilakukan dengan mengganti sebagian tepung hangkuew dengan kulit taoge. Substitusi kulit taoge pada cendol memberi perubahan kadar gizi dan tingkat kesukaan konsumen.
Proses pengolahan kulit taoge menjadi produk CETTAG dimulai dengan menyaring kulit taoge yang telah diblender, kemudian dicampur dengan tepung hangkuew, tepung beras, vanili garam dan air kemudian direbus. Setelah mendidih kemudian dicetak dan ditampung dengan air es. CETTAG  dengan kadar air terbaik adalah pada formula (substitusi 15%) dengan kadar air 87,50 %. Sedangkan kadar protein dan karbohidrat terbaik adalah pada formula (substitusi 60%), yaitu dengan kadar protein sebesar 0,34% dan karbohidrat 9,22%. Pada formula ini juga yang paling banyak disukai oleh para penikmat es dawet. (Witono)