BIOPLASTIK BERBASIS PATI UMBI GADUNG DAN GEMBILI

Mahasiswa FMIPA UNY berhasil memanfaatkan pati umbi-umbian (gadung dan gembili) untuk membuat bioplastik ramah lingkungan. Lewat penelitiannya yang berjudul  Sintesis dan Karakterisasi Bioplastik Ramah Lingkungan Berbasis Pati Umbi-Umbian Lokal Daerah Istimewa Yogyakarta, Dita Ardwiyanti bersama tim dari prodi Pendidikan IPA yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) berhasil membuat bioplastik dari bahan yang belum banyak dimanfaatkan. Anggota tim lainnya yaitu Hesti Kurniawati, Ide Engga Yonanda, Nurlina Rafidah, Donna Meylinda.
Dita menjelaskan, sampah plastik konvensional yang masih mendominasi hingga saat ini berasal dari petroleum atau gas alam yang sulit terurai. Salah satu alternatif solusi yang sedang gencar ditawarkan oleh penduduk dunia adalah mensubstitusi bahan baku plastik konvensional yang sulit terdegradasi dengan bahan baku yang lebih mudah terdegradasi secara alamiah. Singkong, ubi jalar, kentang, dan sagu merupakan bahan baku yang mendominasi pangsa pasar bioplastik. Bahan yang belum banyak di gunakan diantaranya gadung dan gembili.
Gadung dan gembili, lanjut Dita, mengandung karbohidrat dengan kadar yang cukup tinggi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kandungan pati di dalamnya juga cukup tinggi karena pati merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Kandungan karbohidrat dalam gadung dan gembili secara berturut-turut adalah 23,5% dan 31,3% (Depkes RI, 1981). Dengan tingginya kandungan karbohidrat, umbi-umbian yang termasuk ke dalam salah satu aspek kearifan lokal DIY tersebut dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas dalam bentuk bioplastik. Prosedur penelitian meliputi pembuatan ekstrak pati, Pembuatan Bioplastik dengan Metode Blending, Uji Swelling, dan Uji Biodegradasi.
“Karakteristik bioplastik pati umbi gadung dan gembili yang telah diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain sifat mekanik,  kuat tarik tertinggi dimiliki oleh bioplastik pati gadung dengan formulasi gliserol 3 ml, sedangkan perpanjangan putus tertinggi dimiliki oleh bioplastik pati gadung dengan formulasi gliserol 7 ml”, terang Dita.
Untuk ketahanan terhadap air, semakin tinggi derajat penggembungan bioplastik, semakin mudah bioplastik tersebut menyerap air. Derajat penggembungan tertinggi dimiliki oleh bioplastik pati gadung dengan formulasi gliserol 7 ml dan bioplastik pati gembili dengan formulasi gliserol 7 ml. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa derajat penggembungan pati gembili pada semua formulasi gliserol lebih tinggi daripada derajat penggembungan pati gadung.
Dita menambahkan, bioplastik pati gadung yang paling cepat terdegradasi dalam waktu 6 hari adalah bioplastik dengan formulasi gliserol 7 ml. Bioplastik pati gembili yang paling cepat terdegradasi dalam waktu 6 hari adalah bioplastik dengan formulasi gliserol 7 ml. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa bioplastik pati gembili lebih cepat terdegradasi daripada bioplastik pati gadung. (witono)