BAPENO (Mi Kulit Pisang) Sabet Medali Perak dalam Ajang InIIC Series 1 2017

Mahasiswa FMIPA UNY yang mengusung karya BAPENO (Banana Peels Noodle) yaitu Muhammad Ghani Fadhlurrahman, Dwi Nailul Izzah, Intan Lisnawati (Matematika), Rini Winarti, dan Fitri Febriani (Biologi) berhasil membawa pulang medali perak untuk kategori mahasiswa dalam kegiatan International Invention and Innovative Competition (InIIC) Series 1 tahun 2017 yang diselenggarakan oleh MNNF Publisher yang bekerjasama dengan perpustakaan Negara Malaysia. Acara yang berlangsung pada Sabtu, 6 Mei 2017 bertempat di The Federal Hotel, Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia diikuti oleh peserta dari berbagai kategori, yakni kategori A untuk profesional di bidang pendidikan dan sosial, kategori B untuk profesional di bidang sains, teknik, dan teknologi, kategori C untuk mahasiwa, serta kategori D untuk siswa sekolah.
Ketua tim, Ghani menjelaskan, dengan ide untuk meningkatkan nilai ekonomi dari kulit pisang, maka kami menciptakan BAPENO yang merupakan mi dengan komposisi kulit pisang. Kulit pisang yang biasanya menjadi sampah atau menjadi makanan ternak kini dapat menjadi makanan alternatif pengganti nasi karena tinggi kandungan karbohidrat. Selain tinggi kandungan karbohidrat, BAPENO juga tinggi protein dan kalsium, sehingga merupakan langkah yang tepat dengan mengolah kulit pisang menjadi makanan, sehingga kandungan dalam kulit pisang tersebut dapat tersalurkan dengan baik melalui konsumsi BAPENO.
“Pembuatan BAPENO pun cukup mudah, hanya butuh kesabaran dan keuletan. Proses pembuatan BAPENO membutuhkan waktu 1 minggu terhitung dari awal pembuatan. Kulit pisang yang sudah tidak dipakai dipotong berukuran kurang lebih 1 cm x 1 cm, lalu kulit pisang dicuci menggunakan air kapur untuk membersihkan getah yang masih menempel meskipun jumlahnya tidak banyak, kemudian kulit pisang ditiriskan”, lanjutnya.
Proses berikutnya yaitu penjemuran kulit pisang di bawah sinar matahari yang membutuhkan waktu selama 4 hari. Melalui proses penjemuran ini kadar air dalam kulit pisang akan menurun drastis sehingga dapat masuk ke proses penggilingan menjadi tepung kulit pisang. Apabila kadar air dalam kulit pisang masih banyak, maka proses penggilingan akan mengalami kesulitan dan tepung yang dihasilkan memiliki tekstur yang lebih besar dari normal. Proses berikutnya yaitu pembuatan mi berbahan dasar tepung terigu dan tepung kulit pisang, setelah berbentuk mi, kemudian dilakukan pengeringan menggunakan oven khusus sehingga mi dapat bertahan lebih lama, yaitu sekitar 6 bulan.
Diterangkan, BAPENO tidak menggunakan pengawet buatan sehingga daya tahan mi tidak selama mi pada umumnya. Keunikan lain dari BAPENO adalah inovasi bumbu seblak. Seblak yang merupakan makanan khas yang berasal dari Jawa Barat dipilih sebagai inovasi dalam BAPENO karena bumbu seblak memiliki rasa yang pedas dan banyak orang menggemari makanan pedas. Sehingga diharapkan BAPENO dapat diterima masyarakat dengan baik. (witono)