BANYAK PEKERJAAN DIAMBIL ALIH OLEH KECERDASAN BUATAN & OTOMATISASI

Pendidikan 4.0  mempersiapkan siswa untuk revolusi industri 4.0. Universitas dan sekolah harus menyesuaikan atau mengubah kurikulum  mereka sehingga lulusan dapat mengisi pekerjaan baru yang muncul. Beberapa pekerjaan saat ini tidak lagi relevan dan lebih banyak pekerjaan diambil alih oleh kecerdasan buatan & otomatisasi. 
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Hafsah Binti Taha dari Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia pada acara The International Conference of Chemistry 2018 (ICCHEM2018), Jumat 28/9 di gedung Digital Library UNY. Acara yang diselenggarakan selama dua hari oleh Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Prof. Dr. Tienthong Thongpanchang (Mahidol University, Thailand), Assoc. Prof. Dr. Muthuraaman Bhagavathi Achari (University of Madras, India), Dr. Dwi Siswanta, M.Eng (UGM), serta Prof. Dr. Sriatun (UNY). 
“Untuk mengatasi kebutuhan negara berkembang  ini, metode pengajaran dan pembelajaran baru sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan guru harus cukup kompeten untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan pemahaman, yang sama pentingnya dengan keterampilan berpikir. Ini bukan tugas yang mudah karena pendidik sekarang berurusan dengan generasi muda digital  atau juga dikenal sebagai milenial,” lanjutnya. 
Hafsah menambahkan, tumbuh dengan internet, mereka menunjukkan perilaku pemrosesan informasi dangkal yang ditandai dengan pergeseran perhatian yang cepat. Mereka selalu terlibat dalam perilaku multitasking yang meningkat terkait dengan peningkatan distractibility. Beberapa dari mereka bahkan menunjukkan prevalensi perilaku adiktif terkait internet yang lebih tinggi. Oleh karena itu, sebagai pendidik kimia, bagaimana kita harus mengatasinya dan bagaimana tetap relevan dan terhubung dengan pendidikan 4.0, dan generasi digital tanpa kehilangan jiwa siswa kita.
Sementara itu, Dekan FMIPA UNY, Dr. Hartono mengatakan, Seminar Internasional Kimia ICCHEM ini merupakan Seminar Internasional pertama yang dilaksanakan oleh Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY dengan prosiding terindeks Scopus.
“ICCHEM ini merupakan kolaborasi antara FMIPA UNY dengan Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia dan Himpunan Kimia Indonesia (HKI). Bahkan ada sekitar 14 mahasiswa UPSI hadir dalam seminar ini yang kebetulan sedang mengikuti program sit in di FMIPA”, lanjutnya.
Saat ini UNY sedang menuju World Class University, maka beberapa program telah dilaksanakan oleh UNY diantaranya seminar internasional, join research, doble degree, transfer kredit, dll. 
“Sekarang di UNY ada 28 seminar internasional yang semuanya terindeks scopus. Hal ini akan meningkatkan jumlah publikasi internasional bereputasi,” tambahnya. (witono)