ANALISIS KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH TEGAKAN PINUS DI KEBUN RAYA BATURRADEN

Mahasiwa Jurusan Pendidikan Biologi 2013 Kelas A yang terdiri Ainun Nasikhah, Noni Wulandari, Aisyah Rahmawati dan Galuh Ajeng Antasari  melaksanakan studi ekskursi ke Kebun Raya Baturraden, Purwokerto 18-19/11/16.
Galuh menerangkan, di Kebun Raya Baturraden mereka melakukan analisis vegetasi tentang keanekaragaman tumbuhan bawah tegakan Pinus berdasarkan ketinggian tempatnya. Penelitian ini dilakukan dengan teknik plot yang berukuran 2x2 meter. Plot dibuat di dua tempat dengan ketinggian berbeda yaitu 700 mdpl dan 800 mdpl. Kami menentukan ketinggian tempat ini berdasarkan keberadaan Tumbuhan Pinus di Kebun Raya Baturraden. Tumbuhan Pinus pertama ditemukan pada ketinggian 700 mdpl kemudian batas tertinggi ditemukannya tumbuhan Pinus adalah pada ketinggian 800 mdpl.
 Berdasarkan hasil pengamatan, lanjut Galuh, terdapat 14 jenis tumbuhan bawah pada tegakan pinus di ketinggian 700 mdpl dan pada ketinggian 800 mdpl ditemukan 12 jenis tanaman. Total jumlah jenis yang ditemukan pada ketinggian 700 mdpl dan 800 mdpl sebanyak 20 jenis dari 14 famili. Dari total 20 jenis, sebanyak 6  jenis selalu dijumpai pada kedua ketinggian yaitu seruni, harendong bulu, kaliandra, nephrolepis, rumput setaria dan sellaginella. Adanya jenis-jenis yang sama pada kedua tegakan menunjukan bahwa jenis-jenis ini kemungkinan memiliki batas toleransi yang cukup luas terhadap intensitas cahaya.
Perbedaan intensitas cahaya ini juga dapat menyebabkan adanya jenis-jenis tertentu yang hanya dijumpai pada salah satu tegakan. Seperti pagonantherium, ficus, rapidophora, rumput tembagan, kopi, syzygium yang hanya ditemukan pada ketinggian 800 mdpl. Sedangkan prumpung, pacing, paku andam brete, paku diksonia, cyathea dan krisan hanya dijumpai pada ketinggian 700 mdpl. Hal ini dikarenakan jenis-jenis tersebut merupakan jenis-jenis yang memiliki batas toleransi yang sempit terhadap intensitas cahaya. Sehingga adanya perbedaan ketinggian pada kedua tegakan menyebabkan jenis-jenis tersebut hanya dijumpai pada salah satu tegakan.
“Berdasarkan analisis dominasi jenis,  tumbuhan seruni (Wedelia sp) merupakan jenis yang paling dominan pada kedua area. Berturut-turut jenis yang dominan pada tegakan di area terendah yaitu harendong bulu/Clidemia (17, 82%), Kaliandra/ Calliandra (16,25 %) dan Nephrolepis (12,5%). Sedangkan pada tegakan di area tertinggi yaitu rumput tembagan/Oplismenus (16,03 %), Syzygium (14, 09 %) dan Calliandra (14, 20 %)”, jelasnya.
Dari keempat jenis tumbuhan yang dominan pada masing-masing tegakan, terdapat dua jenis tumbuhan yang selalu dijumpai pada kedua tegakan, yaitu tumbuhan seruni (Wedelia) dan kaliandra (Calliandra). Dominannya kedua jenis tumbuhan ini pada kedua tegakan membuktikan bahwa tumbuhan seruni dan kaliandra memiliki toleransi yang cukup luas terhadap faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh, utamnaya adalah naungan pada tegakan pinus. Model tajuk yang tipis pada pohon pinus menyebabkan cahaya matahari dapat menembus ke bawah menjadi faktor yang mendukung.
Ditambahkan, berdasarkan analisis keanekaragaman jenis, tingkat keanekaragaman jenis pada teggakan pinus area terendah (700 mdpl) dan area tertinggi (800 mdpl) tergolong rendah. Nilai indeks keanekaragaman tersebut menunjukkan bahwa kelimpahan jenis dan individu tumbuhan bawah lebih besar pada tegakan pinus di area terndah dengan ketinggian 700 mdpl. Hal ini disebabkan karena ketinggian tempat sehingga pada tegakan di area terendah memiliki jenis-jenis yang selang toleransinya lebih besar terhadap cahaya. (witono)