Alumni UNY Terima Penghargaan Edutax Award dari Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memberi penghargaan Edutax Award kepada para pihak yang berperan dalam upaya menumbuhkan kesadaran pajak di lingkup nasional. Penghargaan diberikan dalam kegiatan Pajak Bertutur di Kantor Pusat DJP pada hari ini, Senin (25/11/2019). Kegiatan yang menjadi bagian dari program inklusi pajak ini diselenggarakan bersamaan dengan momentum peringatan Hari Guru Nasional.
 “Pada kesempatan ini sebagai bagian dari rangkaian acara Pajak Bertutur 2019, kami ingin mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan dan apresiasi kepada para pihak yang telah membantu atau berperan dalam upaya menumbuhkan kesadaran pajak di lingkup nasional,” ungkap Dirjen Pajak RI Suryo Utomo dalam acara Pajak Bertutur (Patur) 2019 yang diselenggarakan di Aula Cakti Buddhi Bhakti Gedung Mar'ie Muhammad KPDJP di Jakarta (Senin, 25/11).
Ada sebelas kategori penghargaan yang diberikan kepada para pihak yang berperan menyukseskan Program Inklusi Kesadaran Pajak selama ini. Mulai dari tokoh edukatif, tax center, asosiasi, media, kanwil, hingga kampus paling inspiratif. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada pencipta lagu, logo, dan batik Sadar Pajak Program Inklusi Kesadaran Pajak tahun ini.
Salah satu penerima penghargaan adalah Miftahudin Nur Ihsan (26), alumni Pendidikan Kimia FMIPA UNY 2016 yang saat ini memperoleh beasiswa LPDP di Magister Manajemen UGM. Ihsan diberikan penghargaan atas karya batiknya, Smart Batik Indonesia, yang bertema kesadaran pajak. Batik sadar pajak sudah digunakan pegawai pajak, khususnya ketika melakukan sosialisasi kesadaran pajak kepada masyarakat. Batik ini merupakan hasil kolaborasi antara semangat Ihsan untuk ikut serta dalam mensosialisasikan kesadaran pajak dengan semangat pegawai DJP.
“Saya terinspirasi dan kagum dengan semangat Ibu Sanityas Jukti Prawatyani yang waktu itu (2018) masih menjabat sebagai Kepala bidang P2Humas Kanwil DJP DIY. Beliau dan tim dengan sekuat tenaga selalu mencoba menyosialisasikan kesadaran pajak kepada masyarakat. Sebagai masyarakat yang sudah banyak menerima manfaat dari pajak, saya tergerak untuk membantu. Kami berdiskusi dan akhirnya tercipta Batik Sadar Pajak” ungkap Ihsan.
Batik sadar pajak mengombinasikan antara motif klasik kawung dan logo sadar pajak. Motif kawung menggambarkan kebijaksanaan, dalam hal ini adalah kebijaksanaan untukmau menyisihkan sebagian pendapatan untuk pajak. Kemudian motif ini memiliki 4 bulatan dan satu titik pusat, dalam hal ini menggambarkan energi luar biasa ketika masyarakat Bersatu untuk membangun Indonesia dengan membayar pajak. Dengan batik ini, diharapkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak semakin meningkat, sehingga masyarakat Indonesia semakin sejahtera (witono)