ABON BELALANG

Belalang atau dalam bahasa Jawa disebut walang merupakan serangga yang menurut para petani di manapun adalah perusak tanaman padi alias hama yang melahap pucuk daun padi muda sehingga membuat buah padi sulit untuk  tumbuh. Belalang kayu saat ini telah menjadi  oleh-oleh khas Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta karena sering dibeli orang dari luar daerah. Sejumlah penjaja serangga tersebut yang banyak dijumpai di pinggir jalan jurusan Semanu-Wonosari dan Paliyan-Trowono. Bahkan, warga dari Jakarta dan Bandung sering mampir untuk sekedar membeli belalang kayu itu, kemudian dibawa pulang keasalnya untuk makanan kecil atau lauk pauk. Dari sinilah sekelompok mahasiswa jurusan pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta Risti Hardiyanti Rukmana, Anggit Betania Nugrahani, Dwi Ana Rizki dan Mustofa mencoba menyajikan belalang dalam bentuk lain dari yang selama ini disajikan, yaitu dibuat abon belalang. Menurut Risti Hardiyanti Rukmana belalang banyak dikonsumsi masyarakat Gunungkidul selain karena mudah didapat dan beraroma khas juga mengandung protein yang tinggi yaitu 62,2 persen tiap 100 gramnya, juga tidak menimbulkan efek yang beracun atau berbahaya, bahkan belalang kayu mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi dari pada udang windu. “Keistimewaan abon belalang ini adalah kandungan proteinnya yang tinggi, rasa belalang yang khas, serta merupakan produk olahan baru yang unik sehingga mampu menarik perhatian para penikmat belalang baik dikalangan masyarakat Gunungkidul sendiri maupun di luar daerah tersebut.” kata Risti, “Abon belalang ini juga dapat dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Gunungkidul bagi wisatawan yang berasal dari luar daerah, selain itu juga dapat meningkatkan nilai ekonomi belalang sehingga dapat memicu warga yang bermata pencaharian sebagai pencari belalang untuk lebih mengembangkan usahanya.”
Untuk bahan baku pembuatan abon ini belalang yang digunakan adalah jenis belalang kayu karena dari segi ukuran belalang kayu memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan belalang lainnya yang juga biasa digunakan sebagai bahan makanan. Adapun bahan yang dibutuhkan adalah belalang kayu, nangka muda, garam, gula pasir, minyak goreng, bumbu dapur, air dan penyedap rasa. Sedangkan bumbu yang diperlukan adalah bawang merah, bawang putih, garam, gula jawa, jahe, kemiri, tumbar dan lengkuas. Cara membuatnya diungkapkan oleh Anggit Betania Nugraheni, pertama kali belalang dibersihkan dari sayap dan kotorannya kemudian dicuci sampai bersih. Sementara itu nangka muda dikupas dibersihkan dari getah kemudian dicacah kasar. Masukkan belalang, nangka muda, daun salam, dan serai dalam panci kukusan dan dikukus selama 30 menit. Haluskan bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, garam, gula jawa, kemiri, dan ketumbar. Lalu belalang dan cacahan nangka yang telah dikukus, diblender kasar secara terpisah kemudian belalang dan cacahan nangka muda yang telah diblender dicampur dengan mixer ditambah garam dan penyedap rasa. Kemudian sangrai adonan belalang dan nangka muda dengan api kecil, aduk-aduk hingga kering. Minyak goreng dipanaskan, tumis bumbu yang telah dihaluskan, tambhkan gula pasir, aduk-aduk hingga harum. Masukkan serai, daun jeruk dan santan kental, aduk-aduk hingga mendidih baru setelah itu belalang dan nangka muda yang telah di sangrai dimasukkan, kecilkan api, masak terus hingga kering, angkat dan tiriskan. Tambahkan bawang goreng, aduk rata dan dioven selama 15 menit. Selesai dioven didinginkan dulu barulah abon belalang siap disantap.